LAMPUNGTIMUR--UPT Puskesmas Waway Karya, Lampung Timur, mencatat adanya 11 kasus peningkatan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Desa
Karang Anom pada pertengahan Maret hingga awal April 2025.
Kepala UPT Puskesmas Waway Karya, Munirwan mengatakan, kasus DBD ini, mulanya pada pertengahan Maret 2025 atau menjelang Hari Raya Idul Fitri belum lama ini, didapati ada 3 kasus DBD di Desa Karang Anom, Kecamatan Waway Karya.
Kemudian pada awal April 2025 atau setelah Hari Raya Idul Fitri, terjadi ada peningkatan menjadi 8 kasus, sehingga total menjadi 11 kasus dan Desa Karang Anom sebagai zona merah penyebaran DBD.
"Dari 11 kasus itu, empat orang saat ini masih harus menjalani perawatan. Dua di Klinik Enggal Waras, satu di Rumah Sakit Imanuel dan satu lagi di rawat di puskesmas Waway karya, karena mengalami penurunan "trombosit" atau keping darah. Sisanya (7 orang), dinyatakan sembuh,"kata dia dalam keterangannya kepada Bilahnews.id, Kamis (10/4/2025).
Menurutnya, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan pola hidup bersih dan sehat, menjadi salah satu penyebab terjadinya DBD sehingga penyebaran DBD di Desa Karang Anom terjadi peningkatan.
"Dengan ditemukannya 11 kasus DBD ini, status di desa itu (Karang Anom) yakni sebagai zona merah meningkat menjadi waspada karena potensi penyebaran memasuki musim penghujan cukup tinggi,"ujarnya.
Untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah, UPT Puskesmas Waway Karya telah melakukan langkah preventif, salah satunya melakukan PE dilanjutkan PSN 3MPlus, lalu fooging atau pengasapan secara berkala di Desa Karang Anom dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Waway Karya.
"Kita lakukan fooging dan memberikan bubuk abate kepada warga yang berada di wilayah rawan DBD,"terangnya.
Munirwan menegaskan, fooging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa saja, sementara untuk jentik nyamuk tetap berkembang. Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
"Jadi kunci utama mengatasi masalah ini, bukanlah semata-mata melakukan fooging saja, melainkan menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Selama lingkungan masih motor, nyamuk akan terus berkembang biak dan kembali lagi,"ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya mengajak masyarakat untuk bergotong-royong dan berpartisipasi menggiatkan 3M, yakni membersihkan bak mandi, mengubur barang bekas dan menutup sampah yang telah dibilang untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.
"Upaya fooging yang masif pun akan sia-sia, jika tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan lingkungan,"katanya.
Ia menambahkan, pihaknya mengimbau, agar masyarakat bersikap waspada melakukan upaya pencegahan, karena DBD menyerang segala usia sebab saat ini masih musim penghujan sehingga penyakit DBD sangat rentan.
"Kami berharap, kesadaran masyarakat Waway Karya akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tersebut semakin meningkat, dan kita bisa bersama-sama menekan penyebaran DBD,"pungkasnya.
Camat Waway Karya, Syamsul Bahri menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Timur melalui UPT Puskesmas Waway Karya yang telah mengambil tindakan cepat dengan melakukan penyemprotan sarang nyamuk (fooging) dan pemberian bubuk abate di wilayah rawan DBD di Desa Karang Anom.
"Semoga fooging dan bubuk abate yang telah dilaksanakan, dapat mencegah penyebaran virus DBD sehingga tidak menyebar ke masyarakat yang lain,"ujarnya.
Ia mengimbau, masyarakat Kecamatan Waway Karya dan khususnya warga Desa Karang Anom, agar selalu menjaga kebersihan membuang sampah pada tempatnya, mengubur barang bekas dan membersihkan genangan air menjadi jentik nyamuk bersarang serta gunakan bubuk abate.
"Harapannya, warga yang sedang sakit diakibatkan DBD lekas sembuh dan dapat menjalankan aktivitas kembali seperti biasa. Warga harus selalu jaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran DBD,"pungkasnya. (Chy/Red)